Senin, 29 November 2010

Untuk Siapakah PKS?

Assalamualaikum waromatullahi wabarokatuh
UNTUK SIAPAKAH PKS?
*Vivit Nopita
Allah menghendaki kemudahan bagimu,
dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. (Al-baqarah:185)
Mewujudkan iman dengan amal siyasi untuk kesejahteraan bangsa bersama PKS.

Partai Keadilan Sejahtera adalah partai yang yang berasaskan Islam yang bertujuan untuk menyebarkan dakwah Islamiyah secara struktural di bumi Allah pada umumnya dan pada Republik Indonesia pada khususnya. PKS tentu berbeda dengan partai politik yang lain, jika yang lain untuk kekuasaan maka PKS menggunakan kekuasaan sebagai sarana menyebarkan dakwah itu sendiri bukan sebagai tujuan utama namun hanya sarana.
Jati diri PKS adalah bersih, peduli, dan proesional. Jati diri yang pertama yaitu bersih di mana bersih yang berarti mencerminkan keshalehan personal dapat kita lihat contohnya pada pengembalian uang gratifikasi sebesar Rp 1,9 miliar ke KPK. Pengembalian uang ini adalah termasuk langka, oleh karena itu layak dipujikan dan ditiru oleh fraksi lain. Dan masih banyak lagi tindakan PKS yang besih seperti tidak menerima uang suap, berani melawan korupsi. Kemudian jati diri yang kedua yaitu peduli. Di mana peduli yang berarti mencerminkan kesholehan sosial atau rasa empati yang tinggi. Ini terbukti dengan PKS sering melakukan kegiatan aksi kemanusiaan seperti pada bencana tsunami yang melanda NAD, bencana di Padang dan meletusnya gunung Sinabung. Aksi PKS bukan hanya untuk hamba Allah yang ada di Indonesia tapi juga hamba Allah di belahan bumi lain. Seperti aksi solidaritas untuk rakyat Lebanon, aksi solidaritas untuk rakyat Palestina, aksi solidaritas untuk rakyat Iraq, aksi solidaritas untuk rakyat Bosnia dan Afganistan yang melibatkan ribuan kader dan simpatisan. Jati diri yang ketiga yaitu profesional yang artinya mencerminkan care competensi, manajerial, berpikir strategis dan berpikir terbuka (Open mind). Terbukti profesional bahwa PKS tidak hanya memberikan janji tapi juga bukti. Berkat kesungguhan, kerja keras, jujur dan transparan maka buah prestasi pun bertebaran. Kader PKS yang menjabat Walikota Depok saat ini membuktikan hal itu. Di bawah kepemimpinan DR.Nur Mahmudi Ismail, kota depok terus mendapat beragam prestasi. Prestasi itu adalah angka kematian bayi terendah se-Indonesia, angka kematian ibu terendah se-Indonesia, administrasi kepegawaian terbaik se-Indonesia, administrasi DUA terbaik se-Indonesia.
Kita boleh bangga dan memuji PKS yang dengan slogan peduli, bersih dan profesional dipercaya oleh rakyat Indonesia terbukti dengan masuknya urutan 3 besar partai politik. Berarti sudah banyak rakyat Indonesia yang percaya pada PKS. Namun yang menjadi pertanyaan adalah Untuk siapakah PKS? Itu yang menjadi pertanyaan bagi penulis sendiri. Apakah PKS itu hanya untuk mereka yang berdasi dan bertitel untuk menjadi anggota? Apakah PKS itu hanya untuk mereka yang mengecap manisnya bangku sekolah? Apakah PKS itu hanya mereka yang dahulunya terjun dalam aktivis kampus? Lalu bagaimana dengan nasib para orang yang tidak mengenal huruf? Bagaimana masyarakat di kampung yang di sana tidak ada DPW, DPD, DPC bahkan DPR pun jarang ditemui?
Mungkin kita lihat pada saat PKS mengadakan sebuah event yang melibatkan kader dan simpatisan maka dapat dipastikan yang hadir turut serta adalah ribuan kader dan simpatisan yang turut berpartisipasi. Dan jika disurvei peserta yang hadir rata-rata adalah orang yang berpendidikan atau yang mengenal bangku sekolah. Karena yang penulis alami sendiri hampir tidak ada kader atau simpatisan PKS yang buta huruf. Padahal rakyat Indonesia itu hampir 1/3 adalah tidak berpendidikan (termasuk yang terputus dari sekolah dan pendidikan rendah).
Seperti dikampung penulis (desa Batang Pane III, di PALUTA) PKS itu masih asing dan tidak dikenal orang yang rata-rata pendidikan di sana adalah rendah seperti hanya tamat SD. Mungkin mengenal hanya melalui media elektronik seperti TV. Justru Jamaah yang menyebarkan dakwahnya secara kultural atau door to door semakin melebar dan merebak di masyarakat kampung seperti kampung penulis. Yang awalnya hanya sekumpulan pendatang yang berpindah dari mesjid ke mesjid kini sudah banyak penduduk asli yang bergabung dengan jamaah tersebut. Mungkin karena alasan bahwa jamaah ini lebih mudah bersosialisasi dengan masyarakat setempat dan lebih mudah karena lebih merakyat. Mengapa PKS tidak meniru cara mereka untuk menyebarkan dakwah? Desa-desa yang lain juga mengalami hal yang sama seperti desa Batang Pane II, Padang Sopal, Huristak. Terbukti pada saat pemilu dukungan PKS itu sedikit karena banyak masyarakat di kampung yang di kuasai oleh partai tertentu.
Tidak dapat dipungkiri lahirnya PK-sejahtera yang dulunya bernama tarbiyah ikhwanul muslimin adalah didirikan oleh orang-orang yang berpendidikan. Dan layaknya sebuah partai memang wajar jika kader partai adalah orang yang berpendidikan. Namun PKS adalah partai yang berbeda dengan yang lainnya. PKS tidak hanya terjun di dunia politik tapi juga terjun di dunia masyarakat awam.
Mungkin selama ini image PKS memang sudah baik dimata masyarakat seperti pelayanan PKS bukan hanya untuk anggota tapi juga untuk masyarakat umum contohnya adalah pelayanan ambulance. Tapi untuk daerah perkampungan yang jauh dari kota kebaikan PKS itu tidak terlihat.
Solusi yang bisa diberikan dari penulis yaitu yang pertama direct selling. PKS memang sering melakukan direct selling namun hanya ketika sebelum pemilu. Mengapa tidak dibuat agenda seperti seminggu sekali atau jika terlalu sulit bisa sebulan sekali semua serentak untuk mensosialisasikan apa itu PKS. Seperti organisasi kampus, KAMMI yang menetapkan hari Kamis adalah KAMMI’S DAY dimana pada hari itu semua anggota wajib memakai atribut KAMMI dengan tujuan untuk mensosialisasikannya pada masyarakat kampus. Direct selling tidak harus bertujuan untuk mengajak menjadi kader atau simpatisan namun yang paling utama untuk menyebarkan misi PKS yang berisi menyebarkan dakwah Islam. Seperti kata Sekjen PKS kita, ustad Anis Matta kita itu harus berpikir sekunder dan tidak berpikir sempit. Tujuan kita adalah dakwah bukan hanya untuk kemajuan dari partai.
Solusi yang kedua yaitu menerjunkan kader-kader PKS yang tangguh ke kampung-kampung yang jauh dari kota. Banyak kampung-kampung yang masih primitif dikuasai oleh partai tertentu dengan iming-iming dan janji-janji yang tidak terpenuhi memanfaatkan keluguan dari masyarakat kampung. Kader-kader PKS yang diterjunkan bisa langsung terjun ke lapangan dan bermasyarakat dengan masyarakat sekitar untuk bersosialisasi seperti yang dilakukan oleh sebuah jamaah yang di ada di Indonesia. Sekalipun mungkin mereka tidak bisa menjadi anggota karena keterbatasan berupa ilmu dan pendidikan setidaknya mereka mengenal Tuhan-Nya dengan uluran tangan PKS. Daripada suara mereka di sumbangkan untuk partai lain yang tujuannya untuk menguasai bukankah lebih baik ke PKS.
Mungkin itu yang bisa saya berikan. Semoga bermanfaat demi dakwah dalam lembaga dakwah yang terjun di dunia poltik seperti PKS. Saya menulis ini karena saya merasa kasihan dengan masyarakat yang diperkampungan yang dengan lugu dikuasai oleh pihak tertentu. Mungkin jumlah mereka sedikit namun jika ada beberapa kampung yang seperti itu bukankah itu juga menjadi banyak. Karena saya yakin di bumi Indonesia yang masih pelosok banyak yang belum mengenal indahnya ukhuwah dan manisnya iman dari PKS.

Untuk siapakah PKS? Apa hanya untuk kalangan berdasi dan bertitel?
Untuk siapakah PKS? Apa hanya aktivis kampus sebagai generasi penerus?
Jawabannya tidak, karena PKS itu Partai Kita Semua
Tebarkan dakwah, rapatkan ukhuwah
Bismillah, PKS melangkah!!!


Akhiri sallam, Wassalammualaikum warohmatullahi wabarotuh

Minggu, 28 November 2010

lomba karya ilmiah

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
Sesuai dengan misi dari Universitas Negeri Medan yaitu point c “Mengembangkan Budaya Wirausaha”, mahasiswa dituntut untuk menjadi mahasiswa yang unggul dan berkarakter yang salah satu indikatornya adalah dengan memiliki jiwa wirausaha dan mampu mengembangkannya menjadi nyata.
Persaingan yang tinggi untuk mendapatkan sebuah kegiatan penghasil uang mengakibatkan tingkat pengangguran semakin tinggi. Pengangguran sarjana atau lulusan universitas ternyata tertinggi di Tanah Air dibandingkan dengan lulusan lain.Badan Pusat Statistik merilis, per Februari 2010, angka pengangguran terbuka mencapai 8,59 juta orang. Sebanyak 1,22 juta orang atau 14,24 persen di antaranya adalah sarjana. Kepala BPS Rusman Heriawan mengatakan, jumlah pengangguran sarjana meningkat dibandingkan dengan posisi tahun-tahun sebelumnya. Data BPS memperlihatkan, pada Februari dan Agustus 2009, pengangguran sarjana masing-masing hanya 12,94 persen dan 13,08 persen.
Mengambil pelajaran dari kampus lain yaitu kampus Universitas Gajah Madja atau yang biasa disingkat UGM, kampus yang terletak di Yogyakarta ini memiliki UKM KOPMA yaitu organisasi internal kampus yang langsung berada di bawah pengawasan Direktur Kemahasiswaan. Sesuai dengan namanya UKM KOPMA yaitu koperasi mahasiswa, UKM ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan kesejahteraan mahasiswa melalui unit usaha yang dikelola oleh mahasiswa. UKM yang resmi pada tanggal 20 Maret 1982 ini didirikan bukan hanya demi kebutuhan mahasiswa tapi juga bertujuan untuk melahirkan manusia berpendidikan yang memiliki jiwa wirausaha yang tinggi ini terbukti dengan terpilihnya mahasiswa UGM dalam pemilihan wirausahawan muda dalam program wirausaha mandiri yang diselenggarakan oleh Bank Mandiri ini dalam kategori boga dan kreatif di tahun kabisat ini.
Bagaimana dengan nasib civitas akademis di universitas yang berlambangkan matahari dan kelopak bunga di tengah bunga teratai segi lima ini yang belum memiliki wadah yang maksimal untuk berkarya dalam hal usaha? Apakah semua memiliki kesempatan untuk mendapatkan panggilan guru dengan jumlah sarjana pendidikan yang bertambah setiap tahun? Apakah kita harus malu karena universitas tercinta kita tidak memiliki kekreatifan mahasiswa dalam bidang souvenir dan ciri khas yang bisa diandalkan seperti UGM? Banyak hal yang bisa kita dilakukan untuk tidak mematikan jiwa muda berwirausaha. Untuk itu penulis mengangkat tema “Menumbuh dan mengembangkan jiwa wirausaha bagi intelektual muda” dengan judul “Menggali Potensi Jiwa Wirausaha Mahasiswa di Universitas Negeri Medan”

I.2 Identifikasi Masalah
Adapun masalah yang dibahas sesuai dengan latar belakang di atas adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perkembangan kewirausahaan mahasiswa Unimed?
2. Bagaimana menumbuhkan minat berwirausaha bagi mahasiswa di Unimed?
3. Bagaimana mengembangkan jiwa wirausaha bagi mahasiswa di Unimed?

I.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang di atas maka tujuan dari pembuatan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengindentifikasi perkembangan kewirausahaan mahasiswa di Unimed.
2. Memberi solusi untuk menumbuhkan wirausaha mahasiswa di Unimed.
3. Memberi solusi untuk mengembangkan wirausaha mahasiswa di Unimed.

I.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang bisa diperoleh dari karya ilmiah ini adalah:
1. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan kewirausahaan bagi mahasiswa.
2. Menumbuhkan dan mengembangkan jiwa berwirausaha bagi mahasiswa Unimed.
3. Menjalankan misi Unimed “Mengembangkan Budaya Wirausaha”.

I.5 Pendekatan Penulisan
Dalam pengerjaan dan menuliskan gagasan ini penulis melakukan pendekatan kepustakaan dan wawancara yang dilakukan oleh beberapa pihak

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

II.1 Pengertian Wirausaha
Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan penemuan-penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan utama mereka adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Keuntungan dan kekayaan bukan tujuan utama. Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. (Kasmir, 2007 : 18).
Beberapa definisi tentang kewirausahaan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
• Richard Cantillon (1775)
Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi resiko atau ketidakpastian
• Jean Baptista Say (1816)
Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat produksi dan menemukan nilai dari produksinya.
• Frank Knight (1921)
Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan
• Joseph Schumpeter (1934)
Wirausahawan adalah seorang inovator yang mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk (1) memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru, (2) memperkenalkan metoda produksi baru, (3) membuka pasar yang baru (new market), (4) Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau (5) menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Schumpeter mengkaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya.
• Penrose (1963)
Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan.
• Harvey Leibenstein (1968, 1979)
Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.
• Israel Kirzner (1979)
Wirausahawan mengenali dan bertindak terhadap peluang pasar.
• Entrepreneurship Center at Miami University of Ohio
Kewirausahaan sebagai proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasila akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian.
Salah satu kesimpulan yang bisa ditarik dari berbagai pengertian tersebut adalah bahwa kewirausahaan dipandang sebagai fungsi yang mencakup eksploitasi peluang-peluang yang muncul di pasar. Eksploitasi tersebut sebagian besar berhubungan dengan pengarahan dan atau kombinasi input yang produktif. Seorang wirausahawan selalu diharuskan menghadapi resiko atau peluang yang muncul, serta sering dikaitkan dengan tindakan yang kreatif dan innovatif.
Wirausahawan adalah orang yang merubah nilai sumber daya, tenaga kerja, bahan dan faktor produksi lainnya menjadi lebih besar daripada sebelumnya dan juga orang yang melakukan perubahan, inovasi dan cara-cara baru.
Kesimpulan lain dari kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi.
II.2 Pengertian Wirausaha Mahasiswa
Wirausaha mahasiswa adalah wirausaha yang pelaku utamanya adalah masih berstatus mahasiswa yang dilakukan disela-sela kuliahnya dengan pemanfaatan waktu yang sebaik mungkin untuk bisa mengaturnya.
Wirausaha mahasiswa adalah cara pintar mencuri strat sebelum menghadap dunia bisnis dan dunia kerja yang sebenarnya.






BAB III
PEMBAHASAN
III.1 Perkembangan Kewirausahaan Mahasiswa di Unimed
Tidak dapat di pungkiri resiko menghilangkan dahaga ilmu di Universitas Negeri Medan harus berorientasi menjadi pendidik karena universitas yang dibangun dengan latar belakang kekurangan tenaga pengajar di Sumatera Utara ini memang didirikan dengan tujuan untuk mencetak pahlawan-pahlawan tanpa tanda jasa. Seiring berjalan waktu universitas yang awal mula berdirinya merupakan FKIP USU ini berkembang dan melebarkan sayap ke jalur nonkependidikan. Namun aura menjadi pencerdas anak bangsa tetap melekat dan menjadi ciri khas mahasiswa di universitas yang resmi berdiri pada tahun 1957 ini meskipun merintis ilmu di jalur nonkeguruan. Seperti yang dialami oleh Nadia Yantieka, alumni Unimed 2010, mahasisiwi matematika nondik ini memilih mejadi guru setelah menyelesaikan kontraknya di kampus hijau ini. “Jurusan nonkependidikan bukan alasan untuk menyumbangkan ilmu, walau tidak mendapat ilmu mengajar di kelas tapi bisa berdiskusi dengan anak kependidikan”, alasan menjadi tenaga pengajar oleh mahasiswi yang bercita-cita menjadi dosen ini.
Kependidikan juga menjadi salah satu alasan kurangnya minat mahasiswa terjun ke dunia wirausaha. “Kita di Unimed dididik untuk menjadi pengajar bukan dituntut menjadi pengusaha tidak perlu harus melakukan wirausaha sejak bangku kuliah”, penuturan dari Nurhayati mahasisiwi jurusan pendidikan Geografi. Mendengar kata yang dalam bahasa Inggris entrepreneur ini pasti langsung tergambar di benak kita produsen dan konsumen yang sedang melakukan transaksi jual beli barang. Padahal menurut Suyadi, mahasiswa wirausaha terbaik USU 2008, menjelaskan bahwa selama ini pemikiran kita terhadap wirausaha itu salah. Tindakan yang menurut Gartner (1988) sebagai penciptaan organisasi baru ini bukan hanya berjualan dan semua bidang ilmu juga dapat dijadikan sarana untuk penghasil uang bukan hanya ilmu ekonomi saja.
Kegiatan yang menurut Kirzner (1973) merupakan ekplorasi berbagai peluang ini sering dianggap dapat mengganggu kuliah, mitos ini sering berkembang di kalangan calon sarjana. Seperti yang dituturkan oleh Nursaima, mahasiswi jurusan pendidikan akuntansi 2009, jadwal kuliah yang padat dan tugas yang menumpuk menghasilkan rasa malas untuk membuang energi melakukan kegiatan lain selain belajar. Agar lebih fokus, jawaban hampir semua mahasiswa ketika dilontarkan pertanyaan yang sama. Menurut Aa Gym, semua orang diberi modal waktu yang sama, 24 jam setiap harinya 7 hari seminggu. Dengan waktu ini ada orang yang bisa melakukan 1000 aktivitas, 500 aktivitas, bahkan yang hanya 10 aktivitas. Hukum percepatan fisika, percepatan sama dengan kecepatan yang berbanding terbalik dengan satuan waktu. Artinya, jika kita mau melangkah lebih maju dari orang lain mulailah dengan melakukan percepatan, di mana setiap detik terus menerus dimanfaatkan sebagai usaha peningkatan sumber daya manusia.
Sementara itu jika kita melangkahkan kaki ke fakultas Ekonomi melihat pemandangan transkasi jual beli bukanlah hal yang asing lagi. Di lorong-lorong kelas akan mudah kita temukan mahasiswa menjual dagangannya. “Menambah pemasukan kas dan menambah pengalaman”, ujar Julia, mahasiswi jurusan pendidikan akuntansi 2008. “Namun karena tidak ada tempat khusus, lorong kelas menjadi alternatif untuk menjalankan usaha”, tambah mahasiswi yang berjualan atas nama organisasi ini. Intinya adalah wadah yang kurang memadai, tegas mahasiswi tersebut.
Program PMW yaitu program terbaru yang dikeluarkan dari universitas yang memiliki visi unggul dalam bidang pendidikan, industri, dan pariwisata ini mendapat respon yang beragam dari penghuni terbesar kampus. Ada yang antusias dan bersemangat mengikutinya, ada yang semangatnya hanya di mulut saja namun tidak di aplikasikan, ada yang bersemangat namun dengan alasan tidak memiliki bakat, dan yang lebih parahnya ada yang tidak tahu sama sekali dengan program ini. Tri Siswandi Syahputra, mahasiswa jurusan Fisika Nondik 2006, termasuk salah satu mahasiswa yang antusias dengan program ini. “Bakso Bakar Mas Tri”, merupakan PMW kelompoknya yang lulus dan didanai oleh DIKTI. Banyak manfaat yang bisa diambil dari program ini terutama untuk mahasiswa tingkat akhir mendapat modal untuk mendirikan usaha. Dengan adanya program ini diharapkan mengurangi pengangguran intelektual. Namun, dari sekian ribu orang mayoritas masyarakat penghuni kampus hanya 60 kelompok yang mengajukan proposal. Dengan 1 kelompok terdiri dari 5 orang berarti hanya 300 orang yang tergerak untuk berkompetensi, walau yang lulus hanya setengah yang mengaplikasikan proposal secara nyata. Tidak berbakat merupakan alasan terbesar dari mahasiswa yang tidak ikut bersaing.
III.2 Menumbuhkan Jiwa Wirausaha Mahasiswa Unimed
Dari penjelasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa minat merupakan faktor utama yang tidak dimiliki oleh mahasiswa dalam bidang menghasilkan uang ini. Padahal dari segi manfaat dengan melakukan aktivitas yang modal utamanya berani ini selain untuk pribadi mahasiswa juga untuk negeri ini yang membutuhkan pribadi-pribadi yang kompeten yang bisa menanggulangi kemiskinan di negeri berasas demokrasi ini. Seperti yang diungkapkan oleh Wagubsu, Ir.Gatot Pudjonugroho pada acara wisuda LP3I 4 Oktober bulan lalu, bahwa ke depan pemuda dan mahasiswa harus lebih banyak menciptakan berbagai bentuk peluang kewirausahaan, agar nantinya setelah tamat tidah hanya sekedar pencari kerja dan tersisih akibat persaingan tapi menciptakan lapangan pekerjaan.
Hal-hal yang bisa dilakukan untuk merangsang pertumbuhan jiwa wirausaha ini bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Menggalakkan Arti Pentingnya Wirausaha
Penyadaran arti penting wirausaha bisa dilakukan dengan melakukan seminar kewirausahaan dan pelatihan. Jika selama ini hanya dilakukan untuk Fakultas Ekonomi kini bisa dilakukan oleh universitas. Menjelaskan manfaat apa saja yang bisa diambil dari kegiatan mengambil rezeki ini seperti manfaat menambah uang saku, menambah pengalaman mahasiswa, melahirkan kemandirian mahasiwa, turut berpartisipasi membantu perekonomian bangsa, mengurangi pengangguran di tanah air dan manfaat lain yang bisa diambil kegiatan ini. Dengan mengetahui arti penting dari wirausaha ini diharapkan dapat menumbuhkan jiwa wirausaha di kalangan mahasiswa.


2. Menambah Mata Kuliah Kewirausahaan Untuk Fakultas di Luar Fakultas Ekonomi
Ini merupakan kebijakan dari pihak kampus. Seperti yang dilakukan oleh Universitas Padjajaran. Melihat pentingnya mengembangkan minat kewirausahaan di kalangan mahasiswa, Fakultas Sastra Unpad tahun 2010 membuka mata kuliah kewirausahaan yang nantinya ditujukan untuk memberikan pengalaman praktis kepada para mahasiswa dari para pelaku dunia usaha, baik skala besar, menengah, maupun kecil.“Berbeda dengan mata kuliah pada umumnya, pada mata kuliah kewirausahaan ini mahasiswa tidak akan diberikan ujian tertulis pada tengah semester maupun akhir semester. Namun sebagai penggantinya, mahasiswa akan dibagi menjadi beberapa kelompok untuk membuat proposal Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) bidang kewirausahaan dan merancang business plan,” ujar PD III Fakultas Sastra, Budi Rukhyana, Drs., M.A saat pembukaan mata kuliah kewirausahaan yang diselenggarakan di Pusat Studi Bahasa Jepang (PSBJ) Fakultas Sastra, Jl. Bandung-Sumedang KM 21, Selasa (3/03).
3. Menghilangkan Mitos yang Berkembang di Mahasiswa
Mitos yang selama ini berkembang seperti tidak berbakat, tidak memiliki waktu, dan bukan jurusan yang tepat harus di eleminasi dan di subsitusi dengan kata semangat,” Aku bisa karena aku mencoba”. Bakat yang dibawa sejak lahir tidak berarti apa-apa jika tidak diasah, orang sukses melakukan sesuatu bukan karena bakat tapi melakukan sesuatu hingga menjadi bakat. Waktu dapat digunakan jika dioptimalkan dengan baik, ingat hukum percepatan. Jalur pendidikan bukan menjadi masalah untuk meraup rupiah di bangku kuliah..
4. Belajar Dari Sosok Luar Biasa
Budaya ATM (amati, tiru, dan modifikasi) dapat diaplikasikan. Belajar dari orang sukses bukan berarti kita peniru sejati tapi mengambil pengalaman mereka untuk dijadikan pelajaran dan motivasi untuk terus berkarya. Beberapa sosok sukses wirausaha di bangku kuliah seperti:
• Setia Furqon Khalid
Alumni dari Universitas Pendidikan Indonesia 2009 ini meniti karir dari umur 18 tahun. Merintis usaha untuk membiayai uang kuliahnya sendiri dengan usaha dan kerja keras. Dan sekarang pemuda kelahiran 30 Maret 1988 berhasil menjadi pengusaha dengan usahanya Owner Rumah Karya Publising, warnet Setia Net, Bimbingan Belajar Setia Learning Center, seminar dan pelatihanSetia Tranning Center.
• Suyadi
Alumni dari USU 2004 ini menjadi mahasiswa yang mendapat penghargaan dari rektor USU karena usaha kerja kerasnya dalam bidang menghasilkan uang. Merintis usaha KSBM (Koperasi Syariah Berkah Mandiri) yang di dalamnya ada toko buku di Bursa kampus USU, les privat, rental mobil dan katering. Dengan wirausahanya pria yang terpilih finalis Wirausaha Muda Mandiri 2007 ini tidak menjadi penghalang untuk lulus cepat dan mendapat IP-K yang memuaskan bahkan pria kelahiran 2 Oktober 1984 ini juga aktif di sebuah organisasi.
• Riezka Ragmantiana
Siapa bilang bisnis harus dimulai dengan modal besar? Riezka Rahmantiana ini membuktikannya. Mahasiswi jurusan ilmu komunikasi Unpad ini memulai usaha dengan modal yang kecil yaitu sebesar Rp 150.000,00 dengan memulai usaha yaitu bisnis pulsa. Usaha yang dirintis dengan target pasar adalah rekan-rekannya sendiri ini lama-kelamaan terus maju dan membuatnya berani untuk membuka sebuah outlet pulsa elektronik, fisik dan kartu perdana yang diberi naman Ezka Cell. Omzet yang semakin hari semakin bertambah membuatnya berani mengambil resiko dengan mendirikan bendera usaha yang diberi nama CV Ezka Giga Pratama dan terpercaya menjadi master pulsa yang membawahi sejumlah agen dan outlet-outlet kecil.
5. Adanya Wadah Menjalankan Minat Wirausaha
Universitas yang terletak di pasar V Medan Estate ini seharusnya memberikan wadah untuk berkarya bagi mahasiswa wirausaha. hijau ini. Dengan adanya wadah ini diharapkan kekreatifan mahasiswa untuk memproduksi souvenir dan ciri khas dari Universitas Negeri Medan dapat tercipta. Dan juga sebagai tempat untuk membeli kebutuhan mahasiswa dengan harga yang lebih murah.
III.3 Mengembangkan Jiwa Wirausaha Mahasiswa Unimed
Memiliki jiwa tinggi dalam hal wirausaha bukan hanya untuk dijadikan penghuni di kepala namun juga harus dikembangkan dan diaplikasikan. Untuk mengembangkan apa yang tersimpan di otak ini dengan mencari informasi merupakan hal yang paling utama. Dengan adanya info-info yang berguna kita bisa belajar dan melihat peluang bisnis apa yang bisa diterapkan.
Usaha-usaha yang bisa dilakukan untuk menyalurkan ilmu dengan tanpa mengganggu aktivitas kuliah yaitu:
1. Melalui PMW
Program yang baru diterapkan di universitas yang memiliki motto “Lakukan sesuatu dengan ikhlas dan benar” ini dapat menjadi solusi bagi mahasiswa yang terhalang oleh uang sebagai modal usaha. Program yang diperuntukkan khusus untuk mahasiswa yang telah selesai minimal 80 SKS untuk strata satu ini dibutuhkan kekreatifan mahasiswa mencari peluang dan bisnis apa yang bisa cocok dikembangkan. Dan untuk berhasil didanai di program yang dibuat pemerintah dengan tujuan mengurangi pengangguran bertitel ini informasi merupakan kunci utama baik informasi peluang usaha, lingkungan tempat calon usaha dan informasi lain yang dibutuhkan dari program ini. Dan untuk hal ini kita bisa belajar mengambil pengalaman dari mahasiswa yang proposalnya disetujui.
2. Melalui Usaha dari Hobbi
Banyak hobbi yang bisa dimanfaatkan untuk dikembangkan untuk mengahsilkan uang. Salah satunya dengan hobbi menulis, Hans Anderson, penulis ternama dongeng anak-anak asal Denmark ini memulai usahanya sejak duduk di bangku kuliah. Dan hasilnya Frodreise Fra Holmes kanal Til Ostpynten af Amager menjadi karya luar biasa yang menghantarkannya menjadi kaya mendadak. Dan banyak hobbi lain yang bisa dikembangkan untuk menjadi usaha.
3. Mendirikan Bimbingan Belajar
Seiring dengan semakin banyaknya ortu yang sibuk bekerja yang tidak sempat mendidikan anaknya mempelajari pelajaran dari sekolah memerlukan jasa untuk memberikan les tambahan. Dan ini merupakan kesempatan emas untuk mendirikan bimbel. Bimbel ini bisa didirikan oleh beberapa orang untuk bekerja sama. Yang perlu diperhatikan dalam usaha ini adalah lokasi,dan penentuan tarif yang sesuai.
4. Mendirikan Rental Komputer
Usaha rental komputer merupakan jenis usaha yang cukup menjanjikan di sekitar kampus. Hampir setiap haritempat-tempat rental komputer di kawasan kampus selalu penuh terutama menjelang akhir semester. Dan ini merupakan peluang emas untuk dijadikan lahan penambah uang saku. Usaha ini cukup memerlukan modal yang cukup besar.
5. Mendirikan Taman Bacaan
Membuka taman bacaan merupakan usaha yang cukup menguntungkan. Bagi mahasiswa berkutata dengan diktat-diktat tebal menimbulkan kebosanan dan penat di kepala. Oleh sebab itu, buku-buku bacaan ringan banyak menjadi pilihan agar otaj fres kembali. Hal inimembuat bisnis taman bacaan cukup berkembang baik di lingkungan kos mahasiswa.
6. Bisnis Aksesoris dan Cindera Mata
Mahasiswa lebih cenderung memperhatikan penampilan dari fisiknya, untuk itu bisnis dapat menjadi peluang bisnis untuk mngehasilkan uang. Bisnis aksesoris dan cindera mata ini tidak dibutuhkan modal yang besar. Dengan modal Rp 200.000,00 kita dapat memiliki barang-barang yang siap dijual. Dengan modal per biji dari seribu rupiah bisa dijual kembali dengan harga dua ribu rupiah atau tiga ribu rupiah.
III.4 Strategi Bisnis Jalan dan Kuliah Aman
Melakukan bisnis bukan berarti kita melupakan kegiatan utama kita, menuntut ilmu. Ada beberapa tips agar usaha yang kita jalankan berjalan lancar danpenuh dengan kemajuan, yaitu:
• Atur Waktu Secara Bijak
Seimbangkanlah dengan membagi waktu. Fokus berarti mengerjakan sesuatu dengan baik dan profesional, setelah selesai lakukan dengan baik dan profesional juga aktivitas lainnya. Aturlah waktu belajar, organisasi, dan bekerja.
• Buat Skala Prioritas
Orang sukses lebih sering menggunakan prioritasyang penting dan mendesak, sehingga tugas atau target dapat tercapai lebih cepat dandengan waktu yang tidak terlalu mendesak. Buatlah kegiatan apa saja yang tergolong penting mendesak, penting dan kurang mendesak.
• Belajar lebih Tekun, bekerja Lebih baik
Tekadkanlah untuk belajar dan bekerja keras dan lebih cerdas. Sehingga suatu saat gasil yang didapatkan lebih besar daripada energi yang dikeluarkan.
• Jalin Relasi dan Tumbuhkan Kepercayaan
Dengan memiliki banyak relasi dapat mempermudah memajukan usaha. Kita bisa saling berbagi pengalaman dan dapat saling membantu dalam hal memajukan usaha yang dibangun.
• Usaha dan Doa
Manusia hanyalah perencana, namun Tuhanlah pemilik pena nasib kita. Doa tanpa usaha itu bohong, sedangkan usaha tanpa doa itu sombong. Keseimbangan doa dan usaha menuntun ke jalan kesuksesan.
BAB IV
PENUTUP
IV.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah diuraikan diatas dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut:
a) Wirausaha belum berkembang di kalangan mahasiswa Universitas Negeri Medan.
b) Faktor penyebab utama minimnya kewirausahaan pada mahasiswa adalah rendahnya minat dan tidak ada wadah untuk menyalurkan bakat di bidang wirausaha.
c) Kesadaran dari dalam diri mahasiswa merupakan faktor terpenting untuk menumbuhkan minat mahasiswa untuk berwirausaha.
d) Perhatian dan kebijakan-kebijakan dari pihak kampus diharapkan dapat memberikan solusi untuk mengatasi kurangnya kewirausahaan di Universitas Negeri Medan.
IV.2 SARAN
Dari kesimpulan di atas dapat diberikan saran sebagai berikut;
a) Mahasiswa harus menyadari arti penting dari wirausaha agar jiwa wirausaha itu dapat tumbuh dalam diri mahasiwa.
b) Mahasiswa diharapkan dapat mengembangkan wirausaha dalam bentuk nyata sehingga dapat memberi manfaat baik untuk pribadi, universitas dan negara Indonesia.
c) Segenap komponen kampus hendaknya memberikan saran dan prasarana untuk mendukung kewirausahaan di Universitas Negeri Medan.



DAFTAR PUSTAKA

Budiarta, Kustoro.2009. Pengantar Bisnis.Jakarta: Mitra Wacana Media.
Kasali, Rhenald.2010.Wirausaha muda Mandiri.Jakarta: PT Gramedia.
Kholid,Setia Furqon.2009.Jangan Kuliah! Kalau Gak Sukses.Sumedang: Rumah Karya Publising.
Soetadi, Iskandarini.2010. Kewirausahaan. Medan: USU Press.
Suyanto, M.2003. Smart In entrepreneur. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Paeru, Rudi.H. & Juwita Ratnasari.2007. Kuliah Kelar, Bisnis Lancar. Jakarta: Penebar Swadaya.
Sabili. Edisi 08 TH XVII 12 November 2009.
Waspada.Jumat 8 Oktober 2010. Mahasiswa Harus Ciptakan Peluang Kewirausahaan. Hal B2
Kopma.2010. Latar Belakang Berdirinya Kopma UGM. From http://www.kopma-ugm.com/. 20 November 2010

Sabtu, 27 November 2010

SENIKMAT ROTI CINTA

Pernahkah terpikir oleh manusia untuk merencanakan harus kepada siapa dia jatuh cinta? Harus kepada siapa belahan jiwanya diberikan? Apakah cinta direncanakan?
Aku tak tahu apakah ini cinta ataukah hanya cinta sesaat yang hinggap. Yang pasti kehadirannya selalu kunantikan. Karena hadirnya mampu memberikan atmosfir positif bagi kehidupanku, menyuntikkan energi semangat kepadaku, membangun pondasi-pondasi kekuatan di benteng pertahananku, menggoreskan coretan-coretan motivasi di dinding harapanku.
Aku sadar, rasa ini tidak seharusnya bersemayam di hatiku. Tidak seharusnya kupupuk dengan doa-doa harapan untuk bisa mengenalnya. Karena aku sadar rasa ini bisa membuatku menduakan Cinta-Nya. Tapi, semakin ku coba untuk menghindarinya semakin besar pula rasa ini mengejarku. Semakin bersemangat aku melupakannya semakin erat ia memelukkku. Salahkah aku dengan rasa ini? Rasa yang pasti dirasakan
oleh mahkluk ciptaan-NYA.
Apakah cinta direncanakan? Jawabanku tidak. Karena aku tidak pernah merencanakan untuk menumbuhkan rasa ini. Andai cinta ini seperti angin akan kuterbangkan ke angkasa agar pergi bersama luka. Andai cinta ini seperti air, kan kualirkan ke samudera biar pergi dan tidak menyiksa. Tapi ternyata rasa ini telah menjalari syaraf-syaraf di dalam tubuhku, dan aku tak bisa untuk melupakannya, walau hanya sekedar untuk menghapus bayangannya.
Dan pagi ini masih sama seperti pagi-pagi sebelumnya. Pagi dimana aku bisa bertemu pandang dengan objek dari rasaku ini.
“Roti . . . roti . . . roti . . .”, di mana suaranya yang lantang menggema pagi yang sunyi.
Yah, dia hanya seorang tukang roti. Tukang roti yang saban pagi melewati kostku. Tukang roti yang berhasil menebar racun cinta menembus jantung hatiku. Aku tidak tahu sejak kapan rasa ini bersemayam di hatiku. Yang aku ingat hanya pertemuan itu.
“Kenapa sih pagi gini udah ribut-ribut”, ujarku sambil membuka pintu. Dengan tubuh yang masih berbalut mukena sehabis sholat Shubuh, kulangkahkan kaki menuju arah datangnya suara gaduh yang tidak jauh dari depan kostku.
“Ya ampun”, ujar sisi kemanusiaanku melihat apa yang terjadi. Seorang yang menurut warga sekitar kostku ini agak kurang akalnya sedang dipukuli oleh 5 pemuda yang dari jauh saja sudah tercium bau alkohol. Tidak ada satu pun warga yang terketuk hatinya untuk memberikan pembelaan kepada orang yang kini sedang menahan kesakitan itu. Entah dari mana keberanianku muncul untuk menolong pak tua yang tidak bersalah itu.
Tapi, baru saja aku akan melangkahkan kaki, sebuah suara mengejutkan mereka yang sedang beraksi.
“Hentikan!”
“Eh kamu gak usah ikut campur ya. Mau mati ya?” ujar seorang lelaki sambil sempoyongan.
“Dia tuh gak salah” ujar pemuda berani itu.
“Tapi, dia udah buat sepeda motor kami, rusak. Emang kamu mau ganti, ha?” ujar temannya yang lebih kekar dan sangar. Aku yang berdiri tak jauh dari situ saja bergidik melihat tato memenuhi lengannya yang berisi itu.
“Bukan dia yang salah, tapi kalian yang menabraknya”, ujarnya lantang tanpa ketakutan sedikit pun.
“ Eh kamu jangan belagu ya!” ujar laki-laki sangar itu sambil menendang gerobak rotinya, yang sekali tendang saja sudah membuat penghuni gerobak itu bercecer ke mana-mana. Kalau saja tidak datang pak RT bersama petugas keamanan, pasti peristiwa itu tidak akan game over. Dalam hitungan detik pemuda-pemuda itu telah pergi meningggalkan tempat. Dan kini hanya pemuda itu yang masih berdiri di sana. Apakah dia menyesali roti-roti yang tidak akan berganti dengan uang tapi menjadi hiasan tanah? ujarku dalam hati.
“Gak apa-apa Pak. Mungkin memang saatnya tanah ini yang menikmati enaknya roti saya.” Ujarnya tanpa sesal sedikit pun ketika pak RT menanyakan seperti yang terbersit di hatiku.
“Jadi beli rotinya Kak?” ucapnya memutus peristiwa yang terjadi seminggu yang lalu.
Kini dia sudah berdiri tepat di hadapanku. Wajahnya yang teduh mampu menyejukan hati, tersirat di sana kebaikan pekerti sang pemiliknya. Kaca yang melekat di matanya membuatnya kelihatan lebih dewasa. Jenggot tipis yang berbaris rapi di dagunya membuat dia semakin sempurna di pandang mata. Pakaiannya yang selalu bersih dan rapi membuat siapa saja yang melihatnya pasti tidak percaya bahwa dia hanya seorang tukang roti. Dia lebih cocok menjadi mahasiswa.
“Jadi beli roti Kak?” tanyanya lagi.
Zzz . . .zzz . . .aliran rasa yang aneh ketika tanpa sengaja mataku bersirobok dengan mata elangnya yang bersembunyi di balik kaca mata minusnya. Debaran indah mengalir lembut ke relung hatiku. Menyebar dan menggetarkan sendi-sendi yang tertata rapi kini telah porak-poranda oleh badai cinta.
“Astaghfirullah” ucapku lirih mengalihkan pandanganku. Begitu juga dengan dia yang tidak sengaja tertangkap oleh ekor mataku membuang wajahnya
“Ada roti isi mocca?”
“Ada”
“Roti isi coklat?”
“Ada”
“Roti . . .”
“Semuanya ada” ucapnya memotong ucapanku.
“Kakak mau roti apa?” ucapnya lagi.
“Roti . . . “ kenapa otakku tak bisa berpikir untuk memutuskan roti apa yang akan kubeli.
Apa karena aku terlalu gugup?
“Ehm . . .roti isi blueberry “ jawabku akhirnya. Dengan cepat kuberikan uangnya dan aku cepat-cepat pergi meninggalkannya.
# # #
Rahma dengan tidak sopan terbahak-terbahak di depanku saat aku bercerita tentang si tukang roti yang berhasil mencuri bagian terpenting dalam hidupku. Aku jadi menyesal telah membongkar rahasia yang selama ini berhasil tidak ada yang tahu.
“ Afwan- afwan, aku tak bermaksud melukai hatimu’’ ucapnya saat melihat wajahku kutekuk seribu.
“ Aku tak percaya bahwa Fathiya Rumaisha bisa jatuh cinta sama tukang roti” tuturnya jujur.
“ Emangnya tidak aku tidak boleh jatuh cinta”
“ Bukan gitu maksudnya. Cinta itu kan fitrahnya manusia jadi setiap orang pasti pernah mengalaminya yang namanya falling in love. Justru kalau kamu tidak pernah jatuh cinta aku makin takut sama kamu. Jangan- jangan kamu .aduh . . .” dia menjerit saat cubitanku mendarat di pinggangnya.
“Aduh sakit tahu!” ucapnya memegang pinggang yang jadi sasaranku. Aku hanya manyun sendiri. Salah siapa menerkaku yang tidak-tidak.
“Terus gimana?” tanyaku sambil memperbaiki tempat dudukku tepat di depannya menunggu apa yang akan di sampaikan oleh sahabat terbaikku.
“ Begini ya” ucapnya serius “Biasanya gadis yang berjilbab seperti kita akan jatuh cinta sama orang yang sefikroh dengan kita. Kenapa sih kamu gak jatuh cinta sama Ridho yang hapal 20 juz, sama Hafiz yang jago orator. Sama Ahmad, Ridwan, Abdullah atau yang kayak merekalah. Tapi kamu ini malah jatuh cinta sama tukang roti” jujur Rahma. Aku hanya terdiam, membenarkan ucapan Rahma. Bahwa semua yang disebutkan Rahma adalah pemuda yang baik dan berprestasi dikampus. Tapi tidak ada perencanaan dalam cinta, ucap hatiku.
“Siapa namanya?”
Aku hanya menggeleng menjawab pertanyaan darinya.
‘’Nama pun kamu tidak tahu? Bagaimana bisa kamu jatuh cinta padanya?” Tanya Rahma heran.
“Karena peristiwa bla . . . bla . . .”kuceritakan peristiwa pertama kali aku mengenal si tukang roti itu. Rahma memelukku mengurangi sakit yang kurasakan.
# # #
Cinta, luka, bahagia, dan duka adalah rasa-rasa yang silih berganti bergelayut di hati sang pencinta. Ya, akulah sang pencinta itu yang mencoba tegar seperti karang tapi juga rapuh seperti salju yang terkena panasnya mentari Andai cinta ini seperti angin akan kuterbangkan ke angkasa agar pergi bersama luka. Andai cinta ini seperti air, kan kualirkan ke samudera biar pergi dan tak menyiksa. Dan aku akan menjaga cinta ini sampai kapan pun, itu keputusan hatikuWaktu berjalan masih seperti biasa tidak ada yang istmewa kecuali rasa gugupku yang tidak pernah hilang jika aku bertemu dengan sang pencuri hati. Aku ingin sekali berbicara dengannya. Ingin mengenal siapa namanya? Di mana rumahnya? Tapi, semua keinginanku itu hanya mengendap di hati yang terdalam. Aku masih tetap mengaguminya dari jauh tanpa sedikit pun dia tahu akan hal ini.
Tapi, sebulan terakhir ini aku tidak pernah lagi meihatnya mendorong gerobaknya. Apa dia sudah mendapatkan pekerjaan yang lain? Apa dia sakit hingga tidak bisa berjualan lagi? Apa dia? seribu pertanyaan berputar di kepalaku.Tapi, tidak hanya sebulan dia menghilang. Dua bulan, tiga bulan hingga berbulan-bulan dia tidak pernah hadir lagi. Aku kehilangan jejak tentang dirinya, kuputuskan untuk melupakannya walau aku sadar itu pasti sulit. Dan hingga aku wisuda meninggalkan kost yang penuh dengan cerita.
“Kak Dian akan menikah” jelas bunda bahagia sambil menunjukkan foto calon abang iparku. “namanya Aqil Al Banna. Dia itu sarjana lulusan perguruan Islam. Kamu tahukan bunda ingin sekali melihat kak Dian berubah jadi orang yang baik. Mau pakai jilbab kayak kamu, makanya ketika ada yang melamar seorang ustad bunda langsung mengiyakan. Dan untungnya kak Dian langsung Mau. Jadi, bunda senang sekali” ujar bunda menangis bahagia.
Aku juga ikut menangis mendengar penuturan dari bunda, tapi alasanku berbeda dengan bunda.. Kalau bunda menangis karena anak sulungnya yang hobinya keluyuran dan bergaya kayak artis itu akan menikah dengan seorang pemuda yang diennya baik, menurut bunda. Aku menangis karena calon kak Dian adalah orang yang wajahnya telah terpahat di dinding hatiku.
Yah, dia adalah tukang roti itu yang ternyata bernama Aqil Al Banna lulusan kampus tetanggaku, IAIN. Dia kuliah sambil berjualan roti. Dan kini dia sudah bekerja di sebuah Bank Syar’iah di Medan. Begitu cerita bunda kepadaku. Sakit yang kurasakan begitu perih dan tajam menusuk tepat di jantung hatiku. Apa aku siap jika dia memanggil dengan sebutan adik ipar padaku? Apa aku siap jika kami harus dalam lindungan atap yang sama? Apa aku siap jika melihatnya bersanding dengan kakak tercintaku?. Kenapa harus ada luka dalam cinta? Apa cinta memang harus menyakitkan? Lalu untuk apa cinta ini harus kurasakan jika bukan bahagia yang kudapat tapi justru luka yang menyiksa.
“Barangsiapa yang jatuh cinta lalu dia menyembunyikan cintanya maka jika dia mati dia akan mati syahid” ucapan Rahma sedikit memberikan motivasi di hidupku yang kurasakan sangat menyedihkan.
“Ya Allah, bantullah hamba yang kerdil ini. Karena hamba yakin ini semua Engkaulah yang telah mengaturnya”, doaku dalam hati yang paling dalam.
Hari ini adalah hari yang sangat menyakitkan bagiku. Hari di mana kak Dian dan Aqil sang tukang roti itu sah menjadi sepasang kekasih. Apa yang bisa kulakukan selain doa dalam hati, dan berharap bisa menemukan “tukang roti” yang lain. Walau perih yang kurasa semakin perih, walau sakit ini semakin menganga dan semakin terluka. Tapi aku harus bisa, ucapku lemah tidakberdaya.
Kudengar suara bunda berteriak histeris dari kamar kak Dian. Ada apa ya? ucapku. Kuletakkan abaya hijau yang akan kupakai pada resepsi pernikahan nanti.
“Bunda kenapa?” tanyaku melihat bunda menangis. Bunda hanya menyerahkan sebuah kertas padaku. Di kertas yang bertulisan warna merah itu tertulis bahwa kak Dian pergi bersama pacarnya dan tidak mau menikah dengan si tukang roti itu. “Ah kak Dian, kenapa kamu tega melakukan ini pada kami, terutama pada bunda. Kenapa kamu berikan bahagia sesaat buat bunda? Kenapa tidak kakak katakan saja jika kakak menolak lamaran ini? Kenapa kak?” ucap hatiku . Itu artinya mereka tidak jadi menikah, bagaimana dengan bunda yang sedetik kemudian tidak sadarkan diri?.
“Thiya mau menikah dengan si Aqil?” ucap bunda mengharap sangat padaku saat beliau sudah siuman. Cobaan ataukah bahagiakah ini? Tanyaku dalam hati. Tapi menatap mata bunda aku tidak mungkin bisa menolaknya. Aku tahu apa yang bunda rasakan, bunda pasti sedih dan sangat kecewa. Padahal satu jam lagi seharusnya akad nikah itu terjadi. Aku mencari kekuatan lewat pelukan ayah, kutumpahkan tangisku di pundak kekarnya.
“Sayang jangan permalukan kami”, hanya itu ucapan ayah. Aku hanya menundukkan kepala tanda iya.
Dan kini aku sudah berada di kamar yang seharusnya menjadi kamar kak Dian dan dia, yang sekarang duduk di tepi ranjang sambil menundukkan kepala. Apa dia menyesal mengucapkan akad nikah tadi? Karena seharusnya bukan aku yang di pilihnya. Ya Allah aku bahagia bisa menjadi miliknya. Tapi, aku lebih bahagia jika melihatnya bahagia bersanding dengan orang lain walaupun itu dengan kakak kandungku.
“Kenapa?” ucapnya.
“Aku . . .”
“Apa kamu menyesal menggantikan kakakmu?”
“Bukan aku yang menyesal tapi kamu”
“ Ya aku menyesal karena telah membuatmu menderita. Kamu pasti terpaksa melakukan ini. Padahal aku ikhlas jika pernikahan ini di batalkan.”
“Maksud kamu?”
“Sebenarnya aku dulu berniat untuk mengkhitbahmu. Tapi aku tidak banyak tahu tentang kamu. Ketika aku lulus kuliah aku ingin melakukan niat itu tapi aku sadar aku hanya tukang roti yang gajinya juga tak seberapa. Jadi, niat itu aku pendam. Aku mencari pekerjaan sesuai ijazah yang aku punya. Dan Alhamdulilah aku mendapat kerja. Tapi, ketika aku mencari ke kostmu. Kamu sudah wisuda dan tidak kost di situ lagi. Aku mencari info tentangmu. Dari tetangga kostmu dulu kutemukan tentang dirimu. Dan aku beranikan diri untuk datang kerumahmu. Aku bahagia ketika orang tuamu menyetujui lamaranku, aku tak tahu kalau kakakmu lah yang akan dinikahkan denganku. Mungkin salahku yang tidak menyebut namamu ketika melamar hanya melamar putri ibu, itu yang kukatakan. Dan aku tidak pernah tahu bahwa kamu punya kakak. Aku ingin membatalkan lamaranku tapi itu tidak mungkin karena waktunya sudah dekat sekali. Dan kini engkaulah yang ada di hadapanku” ucapnya panjang lebar sambil masih menundukkan wajahnya yang teduh itu. Aku terdiam tanpa kata, “Ya Allah apa lagi ini?” tanya hatiku. Banyak peristiwa yang membuat hatiku tidak percaya aku bisa melewatinya. Aku bahagia, bahagia yang menyesakkan dada hinggap aku tidak sanggup berkata apapun menyampaikan rasa bahagiaku ini.
“Sejak kapan kamu menyukaiku?” gugup itu tidak pernah hilang.
“ Beli roti Kak?” ucapnya mengingatkanku tentang pertemuan kami dulu.
“Ada roti isi mocca?”
“Ada”
“Roti isi coklat?”
“Ada”
“Roti . . .”
“Semuanya ada” ucapnya memotong ucapanku.
“Kakak mau roti apa?” ucapnya lagi.
“Roti . . .”
“Pasti roti isi blueberry” ucapnya yakin.
“Bukan” jawabku lantang.
“Jadi?’’tanyanya penuh serius.
“Saya mau penjual rotinya”. Ucapku mantap, dia terheran tapi kemudian sesungging senyum menghias di bibirnya. Ah . . . indahnya, senikmat roti cinta dari sang Maha Daya cinta. Apa ini yang dirasakan oleh Ali Bin Abi Thalib saat mendengar ucapan Ahlan wa sahlan dari Rasulullah atas lamarannya kepada Fatimah.
Wamma tadrii nafsun madzaa taksibu ghadan ( tiadalah jiwa itu akan tahu apa yang akan berlaku baginya pada hari esok).

ne blog baru gue

alhamdulliah berkat kak yati bisa jadi blognya